Perilaku Tipe "A" Terhadap Individu

PERILAKU TIPE "A" TERHADAP INDIVIDU


 

          Terbentuknya perilaku dapat terjadi karena proses kematangan dan dari proses interaksi dengan lingkungan. Terbentuknya dan perubahan perilaku karena proses interaksi antara individu dengan lingkungan ini melalui suatu proses yakni proses belajar. Oleh sebab itu, perubahan perilaku dan proses belajar sangat erat kaitannya.
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri itu sendiri. Factor-faktor tersebut antara lain: susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar.
        Beberapa jenis perilaku dapat menjadi faktor pendukung timbulnya suatu  jenis penyakit tertentu. Pada perilaku ‘Tipe A’ seorang individu memiliki sifat yang salah satunya adalah tidak sabar, mudah marah, terkadang melakukan pekerjaan yang berbeda dalam waktu yang sama. . Kepribadian ini dapat menjadi faktor resiko terjadinya suatu penyakit misalnya maag. Karena terburu-buru dalam mengerjakan suatu hal seseorang tersebut dapat melupakan kesehatannya pribadi.



Menurut Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:
  1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui setimulus (objek) terlebih dahulu.
  2. Interest (ketertarikan), yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
  3. Evaluation (evaluasi), menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
  4. Trial (mencoba), dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
  5. Adoption (menerima), dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (long lasting) (Notoatmodjo, 2003)
 


Perilaku Tipe "A"


Kepribadian Tipe A merupakan kompleks tindakan emosi yang dapat diamati dalam setiap orang yang terlibat secara agresif dalam suatu perjuangan yang terus-menerus dan tak henti-henti untuk mencapai hal yang lebih dari sekarang. (Kreitner dan Kinicki, 2005).


Individu dengan jenis kepribadian tipe A adalah manusia yang tak henti-hentinya ingin mencapai sesuatu yang lebih tinggi (tinggi dan banyak), dengan waktu yang terasa selalu kurang. Ciri-ciri dari jenis kepribadian tipe A termasuk pemikiran yang sarat dengan bagaimana manusia dapat mengejar waktu, bagaimana manusia bersaing terus-menerus dengan ketat, bagaimana tingkah laku manusia hampir selalu mengarah kepada permusuhan, keinginan yang besar untuk menggunakan waktu yang luang dan ketidaksabaran menyelesaikan tugas.


 
Dengan mengintroduksi pendapat Friedman dan Rosenman, Gibson dkk, (1996:358) menyatakan bahwa individu yang menunjukkan jenis kepribadian tipe A cenderung menjadi agresif dan ambisius. Sikap permusuhannya mudah muncul, dan mereka merasakan pentingnya waktu. Mereka umunya kurang sabar, kompetitif, dan pikirannya selalu dipenuhi masalah pekerjaan mereka.


Meskipun memberikan label perilaku tipe A sebagai penyakit ketergesaan, Friedman dan Rosenman mencatat bahwa individu tipe A seringkali menunjukkan prestasi yang mengagumkan terutama dalam lingkungan sekolah dan lingkungan kerja yang berorientasi pada kinerja. Namun, di sisi buruknya, kepribadian tipe A ini cenderung akan mudah terkena stres dibanding dengan individu berkepribadian tipe B (dalam Kreitner dan Kinicki, 2005).
Sedangkan lawan dari jenis kepribadian tipe A adalah jenis kepribadian tipe B. Manusia dengan jenis kepribadian tipe B jarang berperilaku untuk saling bersaing atau bersikap agresif di dalam keadaan-keadaan di mana perilaku berkompetisi dianggap tidak wajar dan tidak penting. 



                  Dampak Perilaku Tipe 'A’ bagi Kesehatan
 
Perilaku tipe A biasanya di tunjukan melelui perilaku yang selalu terburu-buru dalam mengerjakan setiap hal. Beberapa orang ada yang memiliki perilaku selalu terburu-buru mulai dari bangun tidur hingga menjelang malam. Perilaku seperti ini  bisa berdampak pada kesehatan bagi individu itu sendiri.
Beberapa sifat yang hampir selalu muncul pada perilaku tipe A adalah ketidaksabaran, agresif, seperti dikejar-kejar waktu, gelisah dan melakukan kegiatan secara cepat. Sebuah penelitian melakukan tes wawancara dengan orang yang memiliki perilaku terburu-buru. Diketahui orang tipe ini cenderung menunjukkan ketegangan di wajah, bicara cepat, kadang mengalami gangguan bicara serta sering tergigit lidahnya oleh gigi, seperti dikutip dari (Workhealth.org).
 Selain itu, perilaku terburu-buru ini juga mempengaruhi kesehatan jantung. Studi yang dilakukan tahun 1981 oleh National Heart, Lung, and Blood Institute menyimpulkan bahwa orang dengan perilaku tipe A ini dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner (PJK). Perilaku suka terburu-buru saat ini diakui sebagai salah satu faktor risiko yang signifikan untuk serangan jantung, hal ini karena saat terburu-buru seseorang akan mengalami tingkat stres yang lebih tinggi.


Selain mempengaruhi kondisi jantung, sering terburu-buru juga membuat seseorang rentan mengalami cedera seperti terjatuh atau tersandung akibat tidak memperhatikan lingkungan, tidak fokus dalam melakukan pekerjaan karena kurang konsentrasi seperti melakukan kesalahan atau mudah lupa, serta mengganggu proses metabolisme karena saat terburu-buru orang akan makan dengan cepat dan tidak mengunyah makanan dengan benar.



            Cara Mengubah Perilaku Tipe 'A’

Pada perilaku tipe A seorang individu bisa saja mengalami suatu kondisi atau keadaan dimana dia merasa tidak puas dengan hasil pekerjaannya dan menjadi seorang yang pemarah. Pada hal ini beberapa cara yang dapat menjadi tolak ukur sebagai suatu tindakan untuk mengatasi perilaku tipe A adalah:
1)     Tidak terpaku pada sebuah kesempurnaan
2)      Membuat pengelolaan waktu dan tugas dengan baik agar tidak terpaku pada tujuan-tujuan yang ingin dicapai tetapi pada penyelesaian tugas yang baik
3)      Tidak hanya berfokus pada pencapaian prestasi tetapi pada hubungan sosial yang baik
4)       Memilih dan mengatur pola makan yang baik agar tidak memicu tekanan darah naik
5)        Lebih terbuka pada orang lain agar mampu memperluas pengalaman hidup
6)        Membuat daftar hal-hal yang ingin dilakukan lalu memprioritaskan yang penting jangan semua ingin dicapai
7)             Melakukan teknik relaksasi agar dapat mengontrol emosi
8)             Mengalihkan emosi negatif misalnya marah kepada hal-hal yang bermanfaat misalnya saat marah alihkan emosi dengan membersihkan rumah (mencuci pakaian, mengepel, memotong rumput,dll)
Perilaku tipe A bukanlah hal yang buruk, karena ada saat dimana sifat-sifat pada perilaku tipe A menjadi sangat berguna dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Melakukan kontrol diri adalah cara yang paling baik untuk melihat perilaku kita menjadi lebih baik.





 



 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Pendek untuk Cerita

Merokok Tingkatkan Resiko Katarak

Cara Cepat Bangun Pagi