Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Surat Pendek untuk Cerita

Gambar
Aku gagal. Saat ku kira berhasil membuatmu tetap tinggal. Tapi nyatanya tangan itu tak mampu lagi kuat kau genggam. Pernah hadir dengan lesung merona Menghardik lara yang sebelumnya ku rasa Namun apa daya... Semua itu hanya sementara Kekesalan tak kan membawamu kembali Bahuku tak kan pernah kau sandari lagi Coklat mataku tak kan pernah kau puji lagi Dan rasamu juga tak perlu ku hakimi Jika memang sedari awal hatiku hanya untuk di singgahi Mengapa terlalu lama aku sadar Tak berprasangka bila mana kau memilih jatuh hati pada aku yang sederhana ini Makanya.. Begitu mudah pula kau beranjak pergi Ternyata kau hanya mampir saat hujan pagi tadi Ku kira usahaku telah keras memberi arti Meskipun pada akhirnya hanya menjadi samar pada pandanganmu Jadi kini akan ku pilih untuk pulih Membangun semestaku dengan tertatih Terimakasih telah memberi diri untuk menggores hati Walau waktu telah bergilir untuk berganti Biar aku sorakan sendiri hatiku bila telah berhasil lagi ber...

Dera

Gambar
Hempas... Lepas... Walau kau tak terbalas, dan biarlah dia hilang tanpa bekas. Oleh aku yang kau dera dengan luka Bersajak rindu pun tak membuatmu hatimu terbuka. Ku rasa membatulah sudah Ia. Kau yang pernah berjanji tak pergi Namun nyatanya malah yang lebih dulu mematah hati Terhadap aku yang sudah terlanjur jujur Tentang perasaan ku padamu, namun kau anggap apa kata-kataku ? Bisanya kau pelik dengan semua yang sudah aku ucapkan Apa kata dengan suara bagimu hanya permainan ? Pudarkah sudah perasa di hatimu ? Begitu kuat hempasanmu menjatuhi aku Serupa harapan besar ku genggam namun ia hampa Kau pernah dengan bebasnya bersuka tentang rasamu padaku Walau tak ku indahkan itu, sosokmu tetap merayuku Indahmu kala itu mengalahkan elok senja Namun ternyata kau membawanya pada dingin malam. Enyahlah sudah dia yang kusebut rasa sertanya diganti oleh duka. Beberapa rupa menghardikku dengan tanya setelahnya disusul dengan petuah dewasa. Katanya mengapa aku berbeda, ser...

Sebuah Hati

Gambar
Kelu lidah berucap biar tulisanku yang berderap. Jangan pernah berkata rindu jika tak satu bait pun puisi kau tulis untuk mengurai sendu. Itulah yang kira-kira terbekas saat aku pernah mengira bahwa aku begitu ingin bertemu. Tapi nyatanya kau hanya inginku yang tak bisa nyata. Berbisik dalam lirih, berlari dalam perih. Aku masih ingin menulis ini untukmu yang sudah tak punya hati. Ingat perbincangan kita pertama ? Akupun juga tak pernah menduga. Gadis sepertimu sudi berkenal sapa dengan lelaki sepertiku Sungguh tak pernah terbesit bahkan imaji pun tak pernah berpikir liar jika harus mengenal bahkan tau siapa dirimu. Sejauh hari ini bahkan titik sepi dalam hati tak pernah ku ingin kau datang masuk kesini. Bahwa kukira berjalan begini tanpa kenal kau pun aku sanggup beranalogi sendiri. Terbiasa dengan rasa dalam diam namun tak ingin kembali terulang aku memilih tidak maju terlalu sering dan bahkan berjalan beriring. Apa kau tau rasanya memendam kisah imaji yang hanya ka...