Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Selamat Mu Lara Ku

Gambar
Selamat Mu Lara Ku Selamat bagimu yang menemukan bahagia bersama dia Yang kau anggap setia lebih dari aku yang berusaha menjaga Memberi sedikit jeda bagi hati ku yang sudah terluka Membuat patah lagi dan lagi lewat unggahan baru di social media Aku yang salah melihat walau tak sengaja terbuka di telepon genggam ku Terlihat sangat cepat kau lupakan masalalu mu Padahal kau pernah cerita semua lukamu Bersama aku yang pernah merasakan sakit itu Tapi isak tertinggal hanya aku yang merasakan lukamu Sungguh lucu berita hari ini… Resah bersua   dan aku mengikat pikirku agar tidak larut dalam kalut Memikirkan seketika kau lebih senang bersama dia yang punya semua Hanya aku disini memberi arti dan belajar dari Tuhan yang memberi lara hati Berusaha menilai aku lebih berarti dari pada sakit hati Terimakasih telah memberi luka karena memang sebentar lagi aku juga pergi Menggapai sesuatu yang lebih dari yang dia punya hari ini Jauh dari naman...

Titik Lupa

Titik Lupa [April 14, 2016] Titik. Jujur saja aku ingin menghabiskan cerita ini. Lupa dengan rasa yang aku simpan sendiri. Dia… haaa benar dia. Hanya dengan diam saja dia sudah memberi harapan. Aku lupa kapan kita pertama kali bertemu atau kapan kita pertama kali bersapa. Jujur saja dulu, rasanya 2 tahun aku mulai tertarik dengan rasa ini. Hanya saja dia tidak tau yang aku maksud. Pertama kali aku ingat wajah itu hanya seperti perempuan biasa yang sama dengan perempuan lain. Punya senyum yang manis, rambut lurus, wajah yang cantik, dan tubuh mungil yang ingin ku peluk. Tapi benar-benar aku tidak ingin rasa itu tumbuh. Berusaha menjadi seseorang yang sanggup menjawab pertanyaan kusendiri, “apa sebenarnya mau dari hati ?”. Itu bukan salahku, aku hanya mencoba tetap diam biarpun sembari hati ini menolak untuk diam. Lupa…. Iyaa benar… aku hanya ingin “itu”. Atau jika boleh aku sama sekali ingin tidak pernah melihat ini, bertemu dia dan terlajur dekat dengannya. Rasa itu benar-...

Sendiri Berdiri Terluka

Gambar
Sendiri Berdiri Terluka Apa kabar hai kamu dari aku yang masih setia memelihara luka Kuharap senja sejenak menghangatkan duka Meretas rindu menjadi temu walau hanya dalam media semu Aku luapkan gelisah dalam cerita yang tidak pernah terselesaikan oleh gundah Bercerita tentang aku yang berjuang namun hanya kau yang jadi pemenang Aku memang pecundang yang telah gagal di perang Berlari dari nyata membendung rasa yang tak lagi bisa bersama Benar… kita telah terkotak-kotak oleh ruang dimensi berbeda Walaupun kita sebelumnya pernah berada dalam frekuensi yang sama Berbahagialah, bersenandunglah, menarilah… wahai kau hati yang terlanjur jatuh Berbiasalah untuk mu yang dulu sempat menjadi pernah Dan waktu tak mungkin ku salahkan, karena ialah yang sejatinya mempertemukan Biarlah hanya secercah biasan cahaya merah yang meredam rasa yang patah Dan sembuh belum menjadi bagian dari hati yang sudah terpisah Dia akan...